Sunday 7 November 2010

Apakah Hewan Mempunyai Indera Keenam?

"Aku pernah lihat kucingku manatap burung yang hinggap di suatu tempat. Tiba-tiba burung itu jatuh setelah ditatap agak lama oleh kucingku."

Cerita diatas adalah sebuah cerita yang pernah saya dengar bertahun-tahun yang lalu, yang sekaligus menjadi pembuka untuk postingan saya kali ini mengenai sisi lain dari Kingdom Animalia. Tentang animal sixthsense atau indera keenam hewan.


Salah satu tsunami terdahsyat yang menerjang sebagian negara-negara di Asia terjadi enam tahun lalu, tepatnya pada bulan Desembar 2004. Diawali dengan gelombang mangnitudo dilepas pantas Sumatera pada tanggal 26 Desember, yang menewaskan kurang lebih 150.000 jiwa diberbagai negara.

Namun, siapa yang akan menyangka ada sebuah peristiwa aneh dibalik bencana tsunami tersebut.

Sebuah surat dialamatkan pada National Geographics oleh seorang jurnalis spesialis hewan yang juga seorang penulis buku, Maryann Mot. Isi surat itu adalah sebagai berikut:

Sebelum gelombang pasang menerjang Srilanka dan India sepuluh hari yang lalu (pada saat tsunami Sumatera 26 Desember 2004), para hewan nampaknya tahu apa yang akan terjadi dan melarikan diri ke tempat yang aman.

Berikut adalah keterangan saksi mata ketika peristiwa itu terjadi


  • Gajah menjerit dan berlari ketempat yang lebih tinggi.
  • Anjing menolak keluar rumah.
  • Para Flaminggo meninggalkan dataran rendah yang biasa digunakan mereka untuk berkembang biak.
  • Para hewan di kebun binatang memilih tinggal di shelter mereka dan menolak untuk keluar dari shelternya. 

Lanjut menurut Maryann Mott, para ahli percaya bahwa hewan mempunyai indera keenam dan pendengaran yang sangat peka untuk mendengar getaran Bumi, sehingga para hewan dapat mengetahui apa yang akan terjadi sebelum manusia mengetahuinya. Dan masih menurut Maryan Mott, kepercayaan bahwa hewan mempunyai indera keenam sudah ada berabad-abad lamanya.

Ravi Corea, seorang presiden Srilanka Wildlife Conservation Society, melakukan pengamatan langsung di tepi pantai Patanangala di Taman Yala pasca tsunami 26 Desember dimana terdapat 60 pengunjung hanyut. Selama pengamatan tersebut, Ravi Corea menjumpai hal yang aneh. Biasanya, pantai tersebut dihuni berbagai macam hewan diantaranya adalah gajah, macan tutul, dan 130 jenis spesies burung. Dan anehnya, Ravi Corea tidak menemukan satu bangkai pun selain bangkai dua kerbau air (water buffalo, Bubalus bubalis).

"Kata orang-orang, satu jam sebelum tsunami terjadi, terlihat gajah di pantai Patanganala sedang malarikan diri," terang Ravi Corea.

Dua orang teman Ravi Corea di Srilanka juga mengaku menjumpai perilaku aneh dari kelelawar di Sri Lanka. Selain itu, salah seorang temannya di dekat Pantai Galle juga melihat dua anjingnya tidak mau keluar rumah sebelum peristiwa tsunami.

Untuk melihat video mengenai informasi indera keenam hewan, silahkan klik disini.

Selain peristiwa tsunami, sumber informasi lain juga menyebutkan bahwa hewan-hewan mempunyai kelebihan lain selain kelima inderanya.

Merpati memiliki unsur zat besi diwilayah paruhnya yang dibentuk dengan pola tiga dimensi yang kompleks. Hal ini memungkinkan merpati mampu mengetahui posisi geografis mereka.

Kelelawar menggunakan gelombang sonar untuk "menggambarkan" seperti apa bentuk lingkungan mereka.

Anjing mengonggong dengan suara yang tak biasa di malam hari sering dipercaya sebagai pertanda bahwa ada makhluk dimensi lain yang tengah berada di sekitarnya. Serta penciuman mereka yang tajam sering digunakan polisi untuk mendeteksi bahan peledak. Mungkin informasi yang pertama mengenai anjing memang sulit dibuktikan, tapi yang kedua sudah pasti dibuktikan kebenaranya.

Kura-kura sama halnya seperti salmon, mereka dapat kembali ke tempat ia dilahirkan meskipun sejauh apapun dengan cara mengukur medan magnet Bumi.

Salah satu hewan yang terkenal di dunia sixthsense mungkin adalah seekor kucing yang bernama Oscar. Oscar kepunyaan Dr. David Dosa spesialis manula dari Rumah Jompo Steere House and Rehabilitation mampu mendeteksi kematian di rumah jompo tersebut. Tanda-tanda bahwa Oscar mendeteksi kematian si korban ialah dengan mendatangi kamar pasien yang akan dicabut nyawanya oleh sakratul maut. Jika ada pasien yang akan dijemput oleh sakratul maut, maka Oscar tersebut akan masuk kedalam kamr si pasien dan berdiam diri disisnya dalam beberapa waktu lamanya. Tercatat sudah 50 orang sudah berhasil kucing tersebut deteksi kematiannya. Namun, beberapa ahli sepakat bahwa sebenarnya Oscar mampu mencium ketones pada tubuh si manula, sehingga ia mungkin tertarik mendekati pasien yang sudah lemas sekali. Anda bisa membaca ulasan lengkap tentang Oscar di blog Enigma.

Berikut adalah foto-foto Oscar






Terlepas dari kemungkinan logis kemampuan Oscar dalam meramalkan kematian dengan sangat akurat, bagaimana menjelaskan peristiwa larinya hewan-hewan ketika terjadi tsunami pada tahun 2004? Jadi, apakah para kingdom animalia memang dilengkapi sixthsense atau indera keenam? Apakah memang mereka bisa menggunakan kemampuan lain selain mempertahankan wilayah, makan dan reproduksi dimana kemampuan tersebut seolah-olah berhubungan dengan individu dan alamnya?



Mungkin semua itu akan terjawab ketika manusia dan hewan mampu berbicara dengan bahasa.

sumber: National Geographics page 1, National Geographics page 2, Animal Zone Sixthsense

4 comments:

  1. kalo menurut hemat saya (dengan suara serak - serak basah)... kalo masalah tsunami trus para hewan betingkah tidak lazim lebih cocok disebut sebagai Animal Instinct...hehehe
    pada peristiwa merapi baru2 ini, kalo gak salah para kera disekitaran gunung tersebut juga turun ke perkampungan penduduk...
    btw, kasihan si Oscar ya, gagal PertamaX...wakwakwakwak...

    Salam hangat penuh Cinta, Shireen Sungkar

    ReplyDelete
  2. mungkin itu yang disebut instinc

    ReplyDelete
  3. Ikan juga ada, yaitu garis lurus disekitar badannya untuk mendeteksi kedalama air.

    ReplyDelete
  4. manusia jg bs gan..buktinya kl laar perut ane bunyi kriuk2 wkkwkwkw

    ReplyDelete

Sertakan link back ke blog Phenomena jika ingin mencopy artikel ini. Komentar yang bijaksana akan jauh lebih baik.