Saturday 15 May 2010

MATA HARI-THE GREATEST WOMEN SPY

"Kecantikan adalah kekuatan, senyuman adalah senjatanya" Charles Reade
Barangkali banyak diantara kita yang sudah mengenal nama Mata Hari, seorang yang konon adalah spionase wanita terhebat di dunia. Berbagai penulis sudah mengabadikan namanya dalam sebuah novel roman.

Novelis yang pernah mengabadikan riwayat hidup Mata Hari dalam sebuah novel adalah:
S. Wagenaar, judul novelnya De Moord op Matahari
Majoor Coulson , judul novelnya Matahri Courtesan and Spy
J. C Brokken, judul bukunya Matahari
Juli Wheerwright, judul novelnya The Fatal Lover
Dan dari Indonesia sendiri ada Dukut Imam Widodo, judul novelnya Sang Penari
Mata Hari dikenal sebagai agen mata-mata dengan kemampuan link access yang sangat luas. Jenderal bintang apapun dari daratan di Eropa pasti akan takluk dihadapannya. Tarianya sangat memukau. Wajahnya mampu memikat semua pria di masa itu, adalah dua modal yang sangat berguna dalam dunia mata-matanya. Nah, seperti apakah dia sebenarnya?
SIAPAKAH MATA HARI?
Mata Hari lahir pada 7 Agustus 1876, di Leeuwarden, Belanda. Kehidupannya pun nampak begitu suram sejak ia menginjak masa kecil setelah ibunya meninggal dan yahnya bangkrut. Pada usianya yang masih belia (18 tahun) Mata Hari pernah dikeluarkan dari sekolahnya lantaran berskandal dengan sang Kepala Sekolah. Mata Hari memiliki nama asli Margaretha Geertruida Zelle, dia bersuamikan seorang perwira KNIL bernama Mayor Rudolph Macleod. Pasangan suami istri ini pernah menetap di beberapa kota di Indonesia. Pada tahun 1897 sampai 1902, mereka menetap di Ambarawa, Tumpang, Banyu Biru dan Sidanglaya. Di Indonesia dia terkenal dengan tarian ronggeng Jawa nya dengan dipadu tarian balet klasik.
Kehidupannya memang selalu tak luput dari dunia malam dan percintaan. Pernihakannya dengan Rudolph Macleod berakhir di sidang perceraian lantaran Mata Hari kerap berselingkuh.


Mata Hari kerap mengenakan pakaian yang sangat transparan, kalaupun tidak transparan, pasti ada belahan yang lebar di kostum yang ia kenakan. Kostum panggungnya pun ia rancang sendiri. Biasanya berupa kain panjang batik dengan motif parang rusak. Ia juga mengenakan piercing di telinga, serta menganakkan aksesoris lain yang seperti digunakan dalam pertunjukkan wayang orang.
DARI PANGGUNG PENARI KE PANGGUNG SPIONASE
Pada tahun 1902 Mata Hari melarikan diri dari Surabaya menuju Belanda. Hal itu disebabkan karena ada seorang petinggi yang patah hati dengannya lalu memfitnahnya sebagai mata-mata suatu kelompok bangsa pribumi. Diceritakan pula bahwa her great escape nya tidak lepas dari bantuan pria idaman lain Mata Hari yang merasa iba padanya.
Dari Belanda, Mata Hari menuju Paris. DI kota itu dia juga kembali menekuni karier menarinya di sebuah dua klub Folies Bergere dan Madame Kirevsky’s Salon. Di sana ia menjadi wanita simpanan dari Monsieur Guimet, salah seorang pria kaya dan pengoleksi benda seni dan artistik. Dan sekali lagi, hobi berselingkuhnya masih juga tak kunjung pudar. Dia selalu berpindah dari pelukan lelaki yang satu ke lelaki yang lain, dan tentu saja tidak sembarangan lelaki bisa menjadi miliknya, harus tampan dan kaya.
Pada tahun 1905 , Mata Hari menjadi sangat terkenal berkat pertunjukkan tari-tariannya. Pada tahun yang sama, ia mengadakan tur ke Skandinavia. Berbagai media cetak pun didatangkan untuk meliput Mata Hari secara besar-besaran. Bisa dibilang pada tahun itu adalah tahun titik awal kesuksesan Mata Hari.
Begitu populernya dirinya hingga banyak bermunculan merk produk yang mendompleng namanya. Ada biskuit merk Mata Hari, teh dan kopi merk Mata Hari, rokok Mata Hari. Pokonya segala hal yang berbau Mata Hari akan laku kelas di pasaran.
Pada tahun 1909, dia menciptakan sebuah tarian kreasi barunya yang diberi nama The Legend of the Rose. Tarian itu dipentaskan satu tahun kemudian dia Monte Carlo. Kesuskesan dia membawakan tarian-tarian berimbas hingga tahun berikutnya sampai pada tahun 1913.
Nasib tragis mulai menimpanya tatkala Perang Dunia I meletus. Pada tahun 1914, pertunjukannya terpaksa dibatalkan karena keadaan pada saat itu sangat tidak memungkinkan. Dan pada tahun yang sama pula dia kembali ke negara asalnya lewat Frankfurt menuju Den Haag. Dan disanalah dia memulai kehidupan baru dengan seorang yang bernama Baron van der Capellen. Namun, lagi-lagi, hubungan cintanya kandas. Kali ini bukan Mata Hari yang mempermainkan cintanya, namun Baron lah yang sedang mempermainkan cintanya. Lantaran kecewa cintanya dipermainkan, Mata Hari kembali lagi ke Paris.
LAHIRNYA AGEN H-21
Rupanya, dalam sepak terjang Mata Hari, tak luput dari pengawasan seorang mata-mata dari Jerman. Kali ini bukan pria, melainkan wanita. Adalah Agen Clara Benedix yang merekrutnya menjadi mata-mata, lantaran Clara percaya bahwa kemampuan Mata Hari dalam memikat pria sangat tidak diragukan. Didorong oleh kebutuhan hidup, suasana yang sangat genting dimana-mana, ditambah raibnya beberapa deposit simpanannya di beberapa bank, menjadikan Mata Hari tak punya pilihan lain selain menerima ajakan dari Benedix.untuk menjadi mata-mata dengan imbalan yang sangat besar. Sebuah pekerjaan dengan imbalan dengan harga 20.000 guilders, suatu jumlah yang menakjubkan dalam situasi yang sangat sulit. Dan oleh Clara Benedix, Mata Hari memperoleh codename H-21!
Selama dia menjadi mata-mata Jerman, sudah banyak sekali informasi yang dia dapat dari petinggi-petinggi Perancis. Dengan pesona dan daya pikatnya yang luar biasa, tidak sulit bagi Mata Hari untuk mendapatkan informasi penting. Bagaimana cara dia melakukan semua itu? Dia rupanya mencuri dengar pembicaraan para petinggi Prancis ketika mereka tengah santai di bar. Mata Hari memang biasa mangkal di bar untuk menghibur tamu dengan tariannya. Setelah selesai menari, dia akan mendekati para petinggi yang saat itu tengah santai, dan menuangkan minuman keras. Setelah mengobrol lama dan petinggi itu ingin mendapatkan pelayanan lebih, barulah Mata Hari membawanya menuju kesebuah ruangan di bar tersebut. Dari situ, Mata Hari mulai melancarkan rayuan yang mampu membuat para petinggi mengatakan ini itu dengan tanpa dia sadari bahwa Mata Hari adalah mata-mata Jerman.
Akibat dari aksi sang Mata Hari, Prancis mengalami kerugian yang sangat besar, ratusan prajurit mati di medan perang di segala front. Hampir segala taktik Prancis dapat dibaca dengan mudah oleh pihak Jerman. Sementara itu, Mata Hari melarikan diri ke Madrid. Namun tidak lama setelah itu, kekasih Mata Hari yang “lain”, Ladoux, Kepala Intelijen Dinas Rahasia Perancis, menjemput Mata Hari di untuk kembali ke Prancis.
AKHIR HIDUP MATA HARI
Tidak dijelaskan apakah Ladoux menjebak Mata Hari atau tidak, namun, setibanya mereka berdua di Prancis, sebuah regu sergap tengah menghadang mereka tatkala mereka hendak turun dari kereta. Kini, ia pun sudah tidak bisa kemana-mana lagi. Dia ditangkap kemudian, dan disidang dengan tuduhan telah memberikan informasi kepada musuh Prancis dan bertanggung jawab atas beratus-ratus lebih tentara Prancis yang tewas karena tindakannya. Dia dinyatakan bersalah, dan palu sidang pun telah diketuk dengan vonis mati.
Di suatu pagi yang berkabut tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1917, Mata Hari yang pernah tinggal di kota Malang, Indonesia tersebut, dibawa keluar oleh Pasukan Legiun Macan, dan dipindahkan di Kastil Vincennes di pinggiran kota Paris. Dan pada pukul 06.15 lah nyawanya berakhir. Tubuhnya tertembus peluru oleh tim satuan regu tembak yang tengah mengeksekusinya. Dan berakhirlah hidup Mata Hari.
Penutup
Harian Lerevue Musicale menganggap bahwa Mata Hari hanyalah korban dari keganasan perang dan konspirasi tingkat tinggi.
“Mata Hari penari Jawa itu adalah korban dari suatu rekayasa tingkat tinggi! Kekalahan kita dari Jerman adalah mutlak menjadi tanggung jawab para jenderal perang kita, jenderal sekutu! Bagaimana mungkin seorang penari yang tidak tahu apa-apa tentang peperangan, dinyatakan bertanggung jawab atas kekalahan dalam perang tersebut?! Mata Hari tidak lebih dari sekedar kambing hitam dari sebuah peradilan yang sesat!”
Meskipun Mata Hari adalah mata-mata yang lihai, namun ternyata dia punya tempat di hati sebagian penduduk Belanda. Sebuah museum untuk mengenang Mata Hari didirikan oleh Andrys Stienstra di kota kelahiran Mata Hari, Leeuwarden
Pendapat saya pribadi, saya juga merasa bahwa Mata Hari atau Margaretha Geetruida Zelle hanyalah menjadi korban dari konspirasi perang. Namun, saya pun masih menganggap dia mata-mata yang lihai karena dia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal mencuri informasi musuh. Walaupun sebagai mata-mata H-21, saya merasa bahwa pengetahuannya tentang senjata dan penyusupan sangatlah minim. Namun, dibalik pengetahuannya soal persenjataan yang tidak banyak, terdapat bakat yang luar biasa dari seorang penari, koreografer, sekaligus desainer, untuk menaklukan para petinggi militer dari hampir seluruh daratan Eropa dengan tarian-tariannya yang memikat.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_Hari
Malang Tempo Doeloe karya Dukut Imam Widodo
.

5 comments:

  1. kalo pria harus membunuh dengan senjata , perempuan bisa membunuh hanya dengan tarian ... sesuatu yang harus dikagumi dari makhluk yang lemah .

    Nice post , bro!!

    ReplyDelete
  2. akhirnya ada waktu untuk mampir. btw, trims ya infonya. menurutku wajar aja kalo laki2 jaman itu takluk akan kecantikan Mata Hari, untuk sekarang aja gak mungkin kan, sanggup menolak?


    maniac

    ReplyDelete
  3. PERTAMAXXXXXXXXXXXXX!!!!!!!!!!

    ReplyDelete
  4. koreksi dikit bro
    harusnya judulnya Mata Hari The Greatest Spywoman
    keep posting!

    ReplyDelete

Sertakan link back ke blog Phenomena jika ingin mencopy artikel ini. Komentar yang bijaksana akan jauh lebih baik.